Feeds:
Posts
Comments

Archive for May, 2012

Puji Tuhan, bersyukur luar biasa membaca penggalan kisah hidup mendiang Ibu Endang Rahayu dari buku ciptaannya – sesaat sebelum kanker merenggut nyawanya. Kisah ini baru saya baca siang tadi dan saya langsung tergerak untuk membagikannya ke teman-teman semua. Penuh makna, inspirasi dan keteguhan. Bacaan ini benar-benar memulihkan jiwa:

 .

Diambil dari buku “Untaian Garnet dalam Hidupku” 
karangan dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, DR.PH (1955-2012)
Menteri Kesehatan ke-18, RI
.

Saya sendiri belum bisa disebut sebagai survivor kanker. Diagnose kanker paru stadium 4 baru ditegakkan lima bulan yang lalu. Dan sampai kata sambutan ini saya tulis, saya masih berjuang untuk mengatasinya.  

 

Tetapi saya tidak bertanya, “Why me?” 

 

“Saya menganggap ini adalah salah satu anugerah dari Allah SWT. Sudah begitu banyak anugerah yang saya terima dalam hidup ini: hidup di negara yang indah, tidak dalam peperangan, diberi keluarga besar yang pandai-pandai, dengan sosial ekonomi lumayan, dianugerahi suami yang sangat sabar dan baik hati, dengan dua putera dan satu puteri yang alhamdulillah sehat, cerdas dan berbakti kepada orang tua. Hidup saya penuh dengan kebahagiaan.”

 

“So …. Why not? Mengapa tidak, Tuhan menganugerahi saya kanker paru? Tuhan pasti mempunyai rencanaNya, yang belum saya ketahui, tetapi saya merasa SIAP untuk menjalankannya. Insya Allah. Setidaknya saya menjalani sendiri penderitaan yang dialami pasien kanker, sehingga bisa memperjuangkan program pengendalian kanker dengan lebih baik.

 …

Bagi rekan-rekanku sesama penderita kanker dan para survivor, mari kita berbaik sangka kepada Allah. Kita terima semua anugerah-Nya dengan bersyukur. Sungguh, lamanya hidup tidaklah sepenting kualitas hidup itu sendiri. Mari lakukan sebaik-baiknya apa yang bisa kita lakukan hari ini. Kita lakukan dengan sepenuh hati. Dan jangan lupa, nyatakan perasaan kita kepada orang-orang yang kita sayangi. Bersyukurlah, kita masih diberi kesempatan untuk itu.

 
Di bagian penutup, ia pula menambahkan:
 

Menulis itu sukma! Kedalaman jiwa dapat muncul ke permukaan ketika saya mulai merangkai kata lewat kejujuran hati…

 
Tertanda,
RSCM Jakarta, April 2012,
 
Endang Rahayu Sedyaningsih Mamahit
… 
Sumber:

Read Full Post »